Ceritakan kepadaku, maka aku akan lupa. Ajarkan aku, mungkin aku bisa mengingatnya. Ajak dan libatkan lah aku, maka aku akan belajar
Rabu, 24 Oktober 2012
Kamis, 04 Oktober 2012
TAKEN (Movie Inspiration for a Father)
Taken bag. 1
Sebagai bodyguard lebih tepatnya, dengan keterampilan bela diri khusus tentu saja, tetapi harus kandas rumah tangganya karena istrinya muak dengan pekerjaanya ini. Namun si pria menerima keputusan si istri dengan lapang dada, karena ia lebih memilih mengabdi kepada negaranya. Saat is pensiun dari pekerjaannya, ia sangat ingin menebus kesalahannya itu dengan melindungi putri satu-satunya, Kimmy. Ia rela pindah rumah yang berlokasi dari rumah mantan istrinya itu hanya karena ingin selalu dekat dengan putrinya tersebut, sampai-sampai ia ditertawakan oleh kawan-kawannya sesama mantan agen. Bahkan ia berjanji pada dirinya sendiri untuk tidak pernah melewatkan hari ulang tahun putrinya itu. Salah seorang kawannya sampai bertanya, “Apakah ia tahu apa yang kau korbankan? Untuk menjadi lebih dekat dengannya?”. Ia hanya menjawab ringan, “Begitulah hidup”.
Pada suatu malam, saat ia bertugas menjadi bodyguard untuk seorang penyanyi wanita yang sedang naik daun, ia bertanya, “Maaf Nona, aku punya seorang putri yang ingin menjadi penyanyi, apakah kau punya tips khusus?”. Ia sangat mengetahui bahwa dari dulu putrinya ingin sekali menjadi seorang penyanyi. Namun sang penyanyi menjawab dengan penuh kesombongan, “Ya, katakan padanya untuk cari pekerjaan lain”. Ia tidak tahu apa yang akan dihadapi setelah konser usai. Ternyata ada pihak yang ingin membunuhnya dalam konser itu, tetapi semua usaha pembunuhan itu berhasil digagalkan olehnya dan kawan-kawannya tadi. Sesampainya di rumah, sang penyanyi meminta maaf dan sangat berterima kasih padanya karena telah menyelamatkan nyawanya baru saja. Berikut adalah kalimat yang menarik darinya.
Sang anak tadinya mengatakan bahwa ia hanya ingin pergi ke
museum-museum di Perancis, tetapi sesampainya di bandara, sang ayah tahu
bahwa sebenarnya putrinya mengikuti touring grup band U2 ke Eropa. Sang
ayah tidak bisa berbuat apa-apa dalam hal ini. Yang bisa ia lakukan
adalah meminta putri kesayangannya itu untuk selalu meneleponnya
sesampainya ia di sana. Namun dasar sang anak yang keras kepala, ia
hanya mengikuti naluri remajanya yang ingin selalu bersenang-senang,
sampai-sampai ia lupa untuk menelepon sang ayah sesampainya di bandara
Perancis. Ia tidak tahu kalau ia dan sahabatnya tadi sudah diincar sejak
di bandara. Ada laki-laki seumurannya yang pura-pura memberikan
tumpangan taksi gratis kepada mereka berdua.
Di saat ia berada di apartemen sepupu sahabatnya, Amanda, dan saat ia berhasil ditelepon oleh sang ayah, ia melihat ada penculik masuk yang sedang membekap mulut sahabatnya tadi. Dalam keadaan panik seperti ini, sang ayah masih bisa tetap fokus dan memberikan beberapa instsruksi penting kepada putrinya tadi. Musik yang mengiringi peristiwa ini pun sangat mendukung. Sungguh, aku ikut deg-degan di sini. Sepertinya kamu harus tahu kalimat-kalimat yang muncul dari sang ayah ini dan rasakan ketegangannya!

Anak : (sambil kaget sekaligus panik) Ada seseorang di sini!
Ayah : Sepupu Amanda kembali?
Anak : Bukan. Oh Tuhan, mereka menculik Amanda.
Ayah : Apa? Apa yang kau bicarakan? Kimmy?
Anak : Ayah.
Ayah : Kim? Kim?
Anak : (sambil menangis) Ayah, mereka menculik Amanda. Mereka menangkapnya.
Ayah : (sambil berlari mengambil alat perekam dan berusaha mengulur waktu) Oke, dengarkan ayah.
Anak : Oh Tuhan.
Ayah : Apa kau bertemu seseorang di pesawat?
Anak : Tidak.
Ayah : Di bandara?
Anak : Tidak. Ya, Peter.
Ayah : Peter? Siapa Peter?
Anak : Aku tidak kenal.
Ayah : Orang Amerika?
Anak : Bukan.
Ayah : Apa ia tahu di mana ia tinggal?
Anak : Dia naik taksi bersama kami. Ayah, mereka datang. Kumohon, aku takut.
Ayah : Ayah tahu. Tetap fokus, Kimmy. Kau harus bertahan. Berapa banyak mereka?
Anak : Tiga. Empat. Entahlah.
Ayah : Kau di mana?
Anak : Di kamar mandi?
Ayah : Masuk ke kamar. Masuk ke bawah ranjang. Bilang kalau kau sudah di sana.
Anak : (setelah berlari ke kamar dan masuk ke bawah ranjang) Aku di sini.
Ayah : (masih tetap fokus) Hal selanjutnya sangat penting. Mereka akan menemukanmu. Kim, fokus, ini intinya. Mungkin kau punya 5 atau 10 detik. Detik-detik yang sangat penting. Tinggalkan telepon di lantai. Konsentrasi. Tangkap apa saja yang kau lihat dari mereka. Warna rambut, warna mata, tinggi, pendek, bekas luka. Apapun yang kau lihat. Mengerti?
Anak : (masih tetap menangis) Iya.
Ayah : Mereka di sana. Aku bisa mendengarnya. Ingatlah, konsentrasi. Dekatkan teleponnya, jadi ayah bisa dengar. (sang penculik berbicara memakai bahasa Albania)
Anak : Mereka pergi. Kupikir mereka? Tidaak! Brewokan. Enam kaki. Tato di tangan kanan, bintang.
Kemudian keadaan hening sesaat. Sang penculik berhasil menangkap
dua gadis itu. Sang ayah masih bisa mendengar keributan saat tiga
penculik berusaha membekuk putrinya tersebut. Kemudian tiba-tiba
terdengar suara di telepon. Sang ayah tahu bahwa sang penculik pun
berhasil mendapatkan handphone milik putrinya. Detik-detik terakhir ini
pun tidak disia-siakan oleh sang ayah. Ia berkata dengan tenang dan
lirih kepada sang penculik.
bersambung ....
Sebagai bodyguard lebih tepatnya, dengan keterampilan bela diri khusus tentu saja, tetapi harus kandas rumah tangganya karena istrinya muak dengan pekerjaanya ini. Namun si pria menerima keputusan si istri dengan lapang dada, karena ia lebih memilih mengabdi kepada negaranya. Saat is pensiun dari pekerjaannya, ia sangat ingin menebus kesalahannya itu dengan melindungi putri satu-satunya, Kimmy. Ia rela pindah rumah yang berlokasi dari rumah mantan istrinya itu hanya karena ingin selalu dekat dengan putrinya tersebut, sampai-sampai ia ditertawakan oleh kawan-kawannya sesama mantan agen. Bahkan ia berjanji pada dirinya sendiri untuk tidak pernah melewatkan hari ulang tahun putrinya itu. Salah seorang kawannya sampai bertanya, “Apakah ia tahu apa yang kau korbankan? Untuk menjadi lebih dekat dengannya?”. Ia hanya menjawab ringan, “Begitulah hidup”.
Pada suatu malam, saat ia bertugas menjadi bodyguard untuk seorang penyanyi wanita yang sedang naik daun, ia bertanya, “Maaf Nona, aku punya seorang putri yang ingin menjadi penyanyi, apakah kau punya tips khusus?”. Ia sangat mengetahui bahwa dari dulu putrinya ingin sekali menjadi seorang penyanyi. Namun sang penyanyi menjawab dengan penuh kesombongan, “Ya, katakan padanya untuk cari pekerjaan lain”. Ia tidak tahu apa yang akan dihadapi setelah konser usai. Ternyata ada pihak yang ingin membunuhnya dalam konser itu, tetapi semua usaha pembunuhan itu berhasil digagalkan olehnya dan kawan-kawannya tadi. Sesampainya di rumah, sang penyanyi meminta maaf dan sangat berterima kasih padanya karena telah menyelamatkan nyawanya baru saja. Berikut adalah kalimat yang menarik darinya.
“Jadi anakmu ingin
menjadi penyanyi? Ini tidak seperti yang ia pikirkan. Setelah terkenal,
hanya ada kamar hotel dan bandara. Ini, nomor pertama milik Gio, pelatih
vokalku. Jika dia bilang putrimu bisa bernyanyi maka berarti dia bisa.
Dia akan mengajarkannya, aku yang bayar. Nomor kedua adalah managerku.
Jika Gio berhasil melatihnya, dia akan mewujudkan impian putrimu”.
Aku tertawa dalam hati melihat adegan
ini. Seseorang yang penuh kesombongan tadinya bisa berubah 180 derajat
menjadi seseorang yang baik hati karena dapat terhindar dari kematian. Kemudian, suatu ketika, setelah ulang tahun putrinya yang ke-17,
sang anak meminta izin kepada ayahnya untuk pergi ke luar negeri, yaitu
ke Perancis. Ia harus mendapatkan izin ayahnya karena usianya baru 17
tahun. Terjadi perdebatan dalam hal ini karena sang ayah sangat khawatir
jika putrinya pergi ke luar negeri sendirian, karena ia sangatlah tahu
dunia di luar sana. Namun pada akhirnya sang ayah pun menandatangani
surat izin tersebut karena ingin melihat putrinya bahagia. Ibunya
berkata dengan nada kesombongan, “Pasti akan lebih mudah jika kau menandatanganinya waktu itu?”, dan dijawabnya dengan mudah, “Pasti lebih mudah jika kau dan aku membicarakannya lebih dulu!”.
Sang istri masih merasa marah sepertinya atas sikap mantan suaminya
yang telah membuatnya harus menikah dengan laki-laki lain. Yah, mereka
kurang komunikasi selama ini ternyata.
Di saat ia berada di apartemen sepupu sahabatnya, Amanda, dan saat ia berhasil ditelepon oleh sang ayah, ia melihat ada penculik masuk yang sedang membekap mulut sahabatnya tadi. Dalam keadaan panik seperti ini, sang ayah masih bisa tetap fokus dan memberikan beberapa instsruksi penting kepada putrinya tadi. Musik yang mengiringi peristiwa ini pun sangat mendukung. Sungguh, aku ikut deg-degan di sini. Sepertinya kamu harus tahu kalimat-kalimat yang muncul dari sang ayah ini dan rasakan ketegangannya!

Anak : (sambil kaget sekaligus panik) Ada seseorang di sini!
Ayah : Sepupu Amanda kembali?
Anak : Bukan. Oh Tuhan, mereka menculik Amanda.
Ayah : Apa? Apa yang kau bicarakan? Kimmy?
Anak : Ayah.
Ayah : Kim? Kim?
Anak : (sambil menangis) Ayah, mereka menculik Amanda. Mereka menangkapnya.
Ayah : (sambil berlari mengambil alat perekam dan berusaha mengulur waktu) Oke, dengarkan ayah.
Anak : Oh Tuhan.
Ayah : Apa kau bertemu seseorang di pesawat?
Anak : Tidak.
Ayah : Di bandara?
Anak : Tidak. Ya, Peter.
Ayah : Peter? Siapa Peter?
Anak : Aku tidak kenal.
Ayah : Orang Amerika?
Anak : Bukan.
Ayah : Apa ia tahu di mana ia tinggal?
Anak : Dia naik taksi bersama kami. Ayah, mereka datang. Kumohon, aku takut.
Ayah : Ayah tahu. Tetap fokus, Kimmy. Kau harus bertahan. Berapa banyak mereka?
Anak : Tiga. Empat. Entahlah.
Ayah : Kau di mana?
Anak : Di kamar mandi?
Ayah : Masuk ke kamar. Masuk ke bawah ranjang. Bilang kalau kau sudah di sana.
Anak : (setelah berlari ke kamar dan masuk ke bawah ranjang) Aku di sini.
Ayah : (masih tetap fokus) Hal selanjutnya sangat penting. Mereka akan menemukanmu. Kim, fokus, ini intinya. Mungkin kau punya 5 atau 10 detik. Detik-detik yang sangat penting. Tinggalkan telepon di lantai. Konsentrasi. Tangkap apa saja yang kau lihat dari mereka. Warna rambut, warna mata, tinggi, pendek, bekas luka. Apapun yang kau lihat. Mengerti?
Anak : (masih tetap menangis) Iya.
Ayah : Mereka di sana. Aku bisa mendengarnya. Ingatlah, konsentrasi. Dekatkan teleponnya, jadi ayah bisa dengar. (sang penculik berbicara memakai bahasa Albania)
Anak : Mereka pergi. Kupikir mereka? Tidaak! Brewokan. Enam kaki. Tato di tangan kanan, bintang.
“Aku tidak
mengenalmu. Aku tidak tahu apa yang kau inginkan. Jika kau mencari uang
tebusan, aku tidak punya uang. Namun, aku memiliki keterampilan khusus.
Keahlian yang aku pelajari selama karirku. Keahlian yang akan membuatmu
mimpi buruk lagi. Jika kau melepaskan putriku, ini akan berakhir sampai
di sini. Aku tidak akan mencarimu. Aku tidak akan menuntutmu. Namun jika
tidak, aku akan mencarimu. Aku akan menemukanmu, dan membunuhmu”.
Kemudian ada jawaban lirih : “GOOD LUCK”!!!bersambung ....
Selasa, 02 Oktober 2012
Langganan:
Postingan (Atom)