Kamis, 04 Oktober 2012

TAKEN (Movie Inspiration for a Father)

 Taken bag. 1
Sebagai bodyguard lebih tepatnya, dengan keterampilan bela diri khusus tentu saja, tetapi harus kandas rumah tangganya karena istrinya muak dengan pekerjaanya ini. Namun si pria menerima keputusan si istri dengan lapang dada, karena ia lebih memilih mengabdi kepada negaranya. Saat is pensiun dari pekerjaannya, ia sangat ingin menebus kesalahannya itu dengan melindungi putri satu-satunya, Kimmy. Ia rela pindah rumah yang berlokasi dari rumah mantan istrinya itu hanya karena ingin selalu dekat dengan putrinya tersebut, sampai-sampai ia ditertawakan oleh kawan-kawannya sesama mantan agen. Bahkan ia berjanji pada dirinya sendiri untuk tidak pernah melewatkan hari ulang tahun putrinya itu. Salah seorang kawannya sampai bertanya, “Apakah ia tahu apa yang kau korbankan? Untuk menjadi lebih dekat dengannya?”. Ia hanya menjawab ringan, “Begitulah hidup”.
Pada suatu malam, saat ia bertugas menjadi bodyguard untuk seorang penyanyi wanita yang sedang naik daun, ia bertanya, “Maaf Nona, aku punya seorang putri yang ingin menjadi penyanyi, apakah kau punya tips khusus?”. Ia sangat mengetahui bahwa dari dulu putrinya ingin sekali menjadi seorang penyanyi. Namun sang penyanyi menjawab dengan penuh kesombongan, “Ya, katakan padanya untuk cari pekerjaan lain”. Ia tidak tahu apa yang akan dihadapi setelah konser usai. Ternyata ada pihak yang ingin membunuhnya dalam konser itu, tetapi semua usaha pembunuhan itu berhasil digagalkan olehnya dan kawan-kawannya tadi. Sesampainya di rumah, sang penyanyi meminta maaf dan sangat berterima kasih padanya karena telah menyelamatkan nyawanya baru saja. Berikut adalah kalimat yang menarik darinya.
“Jadi anakmu ingin menjadi penyanyi? Ini tidak seperti yang ia pikirkan. Setelah terkenal, hanya ada kamar hotel dan bandara. Ini, nomor pertama milik Gio, pelatih vokalku. Jika dia bilang putrimu bisa bernyanyi maka berarti dia bisa. Dia akan mengajarkannya, aku yang bayar. Nomor kedua adalah managerku. Jika Gio berhasil melatihnya, dia akan mewujudkan impian putrimu”.
Aku tertawa dalam hati melihat adegan ini. Seseorang yang penuh kesombongan tadinya bisa berubah 180 derajat menjadi seseorang yang baik hati karena dapat terhindar dari kematian. Kemudian, suatu ketika, setelah ulang tahun putrinya yang ke-17, sang anak meminta izin kepada ayahnya untuk pergi ke luar negeri, yaitu ke Perancis. Ia harus mendapatkan izin ayahnya karena usianya baru 17 tahun. Terjadi perdebatan dalam hal ini karena sang ayah sangat khawatir jika putrinya pergi ke luar negeri sendirian, karena ia sangatlah tahu dunia di luar sana. Namun pada akhirnya sang ayah pun menandatangani surat izin tersebut karena ingin melihat putrinya bahagia. Ibunya berkata dengan nada kesombongan, “Pasti akan lebih mudah jika kau menandatanganinya waktu itu?”, dan dijawabnya dengan mudah, “Pasti lebih mudah jika kau dan aku membicarakannya lebih dulu!”. Sang istri masih merasa marah sepertinya atas sikap mantan suaminya yang telah membuatnya harus menikah dengan laki-laki lain. Yah, mereka kurang komunikasi selama ini ternyata.
Sang anak tadinya mengatakan bahwa ia hanya ingin pergi ke museum-museum di Perancis, tetapi sesampainya di bandara, sang ayah tahu bahwa sebenarnya putrinya mengikuti touring grup band U2 ke Eropa. Sang ayah tidak bisa berbuat apa-apa dalam hal ini. Yang bisa ia lakukan adalah meminta putri kesayangannya itu untuk selalu meneleponnya sesampainya ia di sana. Namun dasar sang anak yang keras kepala, ia hanya mengikuti naluri remajanya yang ingin selalu bersenang-senang, sampai-sampai ia lupa untuk menelepon sang ayah sesampainya di bandara Perancis. Ia tidak tahu kalau ia dan sahabatnya tadi sudah diincar sejak di bandara. Ada laki-laki seumurannya yang pura-pura memberikan tumpangan taksi gratis kepada mereka berdua.
Di saat ia berada di apartemen sepupu sahabatnya, Amanda, dan saat ia berhasil ditelepon oleh sang ayah, ia melihat ada penculik masuk yang sedang membekap mulut sahabatnya tadi. Dalam keadaan panik seperti ini, sang ayah masih bisa tetap fokus dan memberikan beberapa instsruksi penting kepada putrinya tadi. Musik yang mengiringi peristiwa ini pun sangat mendukung. Sungguh, aku ikut deg-degan di sini. Sepertinya kamu harus tahu kalimat-kalimat yang muncul dari sang ayah ini dan rasakan ketegangannya!
Bryan Mills 2
Anak : (sambil kaget sekaligus panik) Ada seseorang di sini!
Ayah : Sepupu Amanda kembali?
Anak : Bukan. Oh Tuhan, mereka menculik Amanda.
Ayah : Apa? Apa yang kau bicarakan? Kimmy?
Anak : Ayah.
Ayah : Kim? Kim?
Anak : (sambil menangis) Ayah, mereka menculik Amanda. Mereka menangkapnya.
Ayah : (sambil berlari mengambil alat perekam dan berusaha mengulur waktu) Oke, dengarkan ayah.
Anak : Oh Tuhan.
Ayah : Apa kau bertemu seseorang di pesawat?
Anak : Tidak.
Ayah : Di bandara?
Anak : Tidak. Ya, Peter.
Ayah : Peter? Siapa Peter?
Anak : Aku tidak kenal.
Ayah : Orang Amerika?
Anak : Bukan.
Ayah : Apa ia tahu di mana ia tinggal?
Anak : Dia naik taksi bersama kami. Ayah, mereka datang. Kumohon, aku takut.
Ayah : Ayah tahu. Tetap fokus, Kimmy. Kau harus bertahan. Berapa banyak mereka?
Anak : Tiga. Empat. Entahlah.
Ayah : Kau di mana?
Anak : Di kamar mandi?
Ayah : Masuk ke kamar. Masuk ke bawah ranjang. Bilang kalau kau sudah di sana.
Anak : (setelah berlari ke kamar dan masuk ke bawah ranjang) Aku di sini.
Ayah : (masih tetap fokus) Hal selanjutnya sangat penting. Mereka akan menemukanmu. Kim, fokus, ini intinya. Mungkin kau punya 5 atau 10 detik. Detik-detik yang sangat penting. Tinggalkan telepon di lantai. Konsentrasi. Tangkap apa saja yang kau lihat dari mereka. Warna rambut, warna mata, tinggi, pendek, bekas luka. Apapun yang kau lihat. Mengerti?
Anak : (masih tetap menangis) Iya.
Ayah : Mereka di sana. Aku bisa mendengarnya. Ingatlah, konsentrasi. Dekatkan teleponnya, jadi ayah bisa dengar. (sang penculik berbicara memakai bahasa Albania)
Anak : Mereka pergi. Kupikir mereka? Tidaak! Brewokan. Enam kaki. Tato di tangan kanan, bintang.

Kemudian keadaan hening sesaat. Sang penculik berhasil menangkap dua gadis itu. Sang ayah masih bisa mendengar keributan saat tiga penculik berusaha membekuk putrinya tersebut. Kemudian tiba-tiba terdengar suara di telepon. Sang ayah tahu bahwa sang penculik pun berhasil mendapatkan handphone milik putrinya. Detik-detik terakhir ini pun tidak disia-siakan oleh sang ayah. Ia berkata dengan tenang dan lirih kepada sang penculik.
“Aku tidak mengenalmu. Aku tidak tahu apa yang kau inginkan. Jika kau mencari uang tebusan, aku tidak punya uang. Namun, aku memiliki keterampilan khusus. Keahlian yang aku pelajari selama karirku. Keahlian yang akan membuatmu mimpi buruk lagi. Jika kau melepaskan putriku, ini akan berakhir sampai di sini. Aku tidak akan mencarimu. Aku tidak akan menuntutmu. Namun jika tidak, aku akan mencarimu. Aku akan menemukanmu, dan membunuhmu”.
Kemudian ada jawaban lirih : “GOOD LUCK”!!!
bersambung .... 

Tugas Percepatan Annesya, Aulia, Eka LL, Ikhsania

Unduh di sini